Sunday, February 24, 2019

Proposal Rehabilitasi Ruang Kelas (RHB) / Pemikiran Dasar dan Pengertian RHB





  

BAB II
PEMIKIRAN DASAR REHABILITASI RUANG KELAS.

A. Pengertian Rehabilitasi Ruang Belajar.
Rehabilitasi Ruang Belajar bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka upaya penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang Bermutu. Rehabilitasi Ruang Belajar dapat dilaksanakan bagi ruang-ruang yang memiliki tingkat kerusakan berat  (46%-65%)  sedangkan tingkat kerusakan total bila melebihi 65%

B . Pemahaman Umum  Teknis :
Bangunan sekolah adalah salah satu  fasilitas umum yang harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan memiliki usia pemakaian minimum 20 tahun .Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka perlu dijelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1.      Pengertian Rehab Ruang Kelas
Umum
Beberapa pengertian yang perlu  diperhatikan dalam rehabilitasi bangunan gedung sekolah ialah :
v Fungsi :   
     Bangunan harus dapat mewadahi kegiatan belajar  mengajar/BM didalamnya dan berfungsi dengan baik
v Kekuatan :        
     Bangunan harus memiliki struktur yang kuat /kokoh untuk melindungi siswa dari bahaya keruntuhan dan merasa tenang tinggal didalamnya.
v Keawetan :
     Bangunan  harus dibuat/direncanakan masa layan yang panjang , 20 tahun. Sehingga membuat siswa tentram didalamnya.
v Kesehatan  :
     Bangunan harus direncanakan dengan memperhatikan  kebersihan dengan kesehatan lingkungan.
2.      Klasifikasi Jenis Perbaikan :
Perbaikan bangunan dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori :
v   Rehabilitasi :
       Perbaikan sebagian bangunan yang rusak dengan
o         Fungsi tetap
o         Struktur tetap
o         Arsitektur  tetap
v   Renovasi  :
       Perbaikan  sebagian bangunan yang rusak dengan Fungsi tetap/tidak tetap, arsitektur dan struktur berubah
v   Restorasi :
       Perbaikan sebagian bagnunan yang rusak dengan
       Fungsi tetap/tidak tetap, arsitektur tetap, struktur berubah


  1. Penggolongan tingkat kerusakan  :
Perbaikan bangunan diukur dari tingkat kerusakannya dapat digolongkan menjadi 2 (dua ) yaitu :
v  Perbaikan dengan tingkat Kerusakan Berat:
o        Kerusakan pada struktural utama  / kolom, balok slof, dan Non struktural, yang bila diperbaiki  kembali pada fungsi awal.
o        Biaya perbaikan dibatasi Max  45 % - 65 % dari biaya pembangunan RKB
v  Perbaikan dengan tingkat kerusakan  TOTAL :
o        Kerusakan pada komponen  Struktur maupun non struktur, yang parah sekali.
o        Biaya perbaikan diatas 65 %  dari biaya pembangunan RKB.

Masa Layan 20 tahun :
Pada umumnya bangunan gedung sekolah direncanakan dapat berfungsi selama Masa layan 20 tahun.
Setiap kerusakan diusahakan terdeteksi sedini mungkin, satu kerusakan dapat merembet, memicu dan memperparah kerusakan lainnya . Semakin dini perbaikan dilakukan, semakin kecil biaya perbaikan yang diperlukan pada gambar dibawah diperlihatkan :
Perbaikan I pada umur 1
Perbaikan II pada umur 2 mampu Agar bangunan yang semula tidak mampu, menjadi bertahan sampai selesai masa layan 20 tahun.

Garis kurva menunjukkan semakin tinggi biaya perbaikan jika tidak segera dilakukan perbaikan

Perbaikan          : I  Umur T 1
                             II Umur T 2
Kurva                 : Bila tidak segera diperbaiki biaya perbaikan                makin tinggi


4.   Kekokohan Struktur Bangunan
          Untuk menunjang Masa Layan 20 Tahun, diperlukan struktur yang kokoh dan kaku. Komponen struktur yang meliputi :



             Sloof 15/20         
             Kolom selasar 15/20    
             Kolom praktis 15/15
             Kolom struktur15/25
             Ring balk beton15/20
             Balok Gantung  15/20
                                                                                                                       










Axonometri Ruang Kelas TK


  1. Panduan Perhitungan tingkat Kerusakan tiap Komponen Bangunan













  1. Contoh Format


ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN RUANG SEKOLAH SD




  1. Contoh-contoh Kerusakan Komponen Bangunan
v  Pondasi:
 Retak diagonal  pada tembok dari atas ke bawah tetapi lantai   keramik  pada tembok tidak melendut, maka  :
o        Perbaikan dilakukan dengan perbaikan pemasangan sloof beton bertulang sepanjang tembok yang bersangkutan.

FOTO                                                   FOTO
Tembok retak diagonal                      Detail Pondasi, Gambar Sloof


v  Struktur Beton
Bila tidak ada struktur beton, dan yang ada hanya  konstruksi kayu, FOTO
Konstruksi Kayu/non beton


v  Atap
       Konstruksi atap terdiri dari 3 (tiga) komponen besar dengan bobot:
         Kuda – kuda                    : 6,2%
         Kaso/reng                        : 7,6%        
         Penutup Atap/genteng      : 5,2%
                                                   19% , jadi kuda2 menjadi focus
rehabilitasi.
v  Genteng
        Bila genteng kusam, berjamur, warna tidak merah prinsip daur ulang  
        dapat dilaksanakan yaitu :
     Genteng diturunkan, dikerok, dicat ulang genteng, dipasang lagi  kerusakan diperkirakan 30%
FOTO     
Genteng daur ulang


v  Kaso Reng
     Bila kaso reng dibuat dari bambu, maka diganti total dengan kaso/ reng dari kayu
         
FOTO
Kaso reng bambu

Wuwungan melendut .


v  Kuda-kuda
         Konstruksi kuda – kuda yang standar/ataupun alternatifnya dengan detil – detil adalah seperti gambar dibawah
         Ukuran balok minimal harus 8/12
     Bila kuda – kuda menyimpang dari konstruksi standar seperti gambar dibawah harus dilengkapi  .

Gambar Kuda – kuda







 











BAB III
 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN .
Pemahaman tentang beberapa item pekerjaan pembangunan.

item pekerjaan adalah pengelompokan kegiatan yang diklasifikasikan sesuai komponen-komponen yang ada dalam kontruksi bangunan.
Item-item pekerjaan tersebut antara lain adalah :
1)   Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah.
   Pekerjaan galian dan urugan (untuk pemasangan pondasi ) dilaksanakan  
   setelah pengukuran dan pemasangan bouwplank  atau patok/tanda selesai.
Kedalaman galian tanah untuk pondasi tergantung struktur tanah Pekerjaan galian dan urugan tanah ini biasanya dilakukan dengan tenaga manusia dan dilaksanakan mengikuti bouwplank yang sudah dipasang.
2)   Pekerjaan Pondasi
Setelah pekerjaan galian selesai pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan pondasi. Pekerjaan pondasi bobotnya antara 8-12 % dari total biaya pembangunan, namun setelah selesai tidak terlihat karena tertimbun didalam tanah. Jenis pondasi yang paling umum dipakai adalah pondasi batu kali .
  Pengertian Pondasi    :
  Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan Bangunan  
  dengan tanah, yang menjamin kestabilan bangunan terhadap terhadap
  beban-beban yang harus dipikul
  Fungsi  :  
o   Sebagai kaki bangunan atau alas bangunan.
o   Sebagai penahan bangunan dan meneruskan Beban dari atas kedasar tanah yang cukup kuat.
o   Sebagai penyangga agar kedudukan bangunan stabil.


Syarat-syarat yang harus dipenuhi pekerjaan Pondasi adalah:
o   Lantai dasar pondasi harus bersih dari kotoran
o   Pasangan pondasi merupakan konstruksi lajur atau menerus dibawah seluruh dinding bata bangunan.
o   Urutan pekerjaan pondasi meliputi :
1)   Pelaksanaan pekerjaan anti rayap.
2)   Lapisan pasir yang dipadatkan setebal 10 cm
3)   Pasangan batu kosong(tanpa adukan) setebal 20 cm dipasang tegak lurus(“aanstamping”) selebar ukuran tercantum, pasangan batu kali sesuai ukuran tercantum dalam gambar, dengan adukan 1PC/semen:5 Pasir, sedangkan bagian atas pondasi (setinggi 20 cm) diberi adukan trasraam dengan campuran 1PC/semen:2 Pasir.
4)   Pemasangan stek antara pondasi batu belah dan sloof beton tiap jarak 1,5 m demikian juga stek-stek besi pada titik=titik kolom.
5)   Pasangan sloof adalah pasangan beton bertulang ukuran 15/20 cm yang terletak diatas pasangan pondasi.
6)   Urugan tanah kembali.

3)  Pekerjaan beton bertulang.
   Bagian-bagian bangunan yang akan dibangun yang merupakan pekerjaan 
   beton bertulang terutama adalah sloof,kolom balok dan ringbalk harus
   dilaksanakan secara hati-hati sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. 
  Campuran yang dipakai untuk pembuatan beton yaitu semen, pasir dan koral  
   dengan perbandingan 1:2;3.                                             
   
No
Jenis Komponen
dimensi
Penulangan

1.
Sloof
15/20
4Ø 12 sengkang Ø8 , 15-20
2.
Kolom Selasar
15/20
4Ø 12 , 2Ø 10 sengk.Ø 8, 15-20
3.
Kolom praktis
12/12
4Ø 10, sengkang Ø 8, 15-20
4.
Kolom struktur
15/25
4Ø 12 , 2Ø 10 sengk.Ø 8, 15-20
5.
Ringbalk
15/20
4Ø 12, sengkang Ø 8 , 15-20
6.
Balok Lintel
12/12
4Ø 12, sengkang Ø 8 , 15-20
 



             Sloof 15/20         
             Kolom selasar 15/20    
             Kolom praktis 15/15
             Kolom struktur15/25
             Ring balk beton15/20
             Balok Gantung  15/20

 



1)   Lingkup Pekerjaan :
o    Pabrikasi besi tulangan.
o    Pasangan bekisting.
o    Pengecoran beton.
o    Pembukaan bekisting.

2)   Pelaksanaan Pekerjaan :
·          Pabrikasi besi tulangan.
-        Rencana pemotongan besi tulangan ( ”cutting plan ”) harus berdasarkan gambar tertera pada gambar perencanaan yang meliputi ukuran diameter tulangan( sesuai tabel tersebut diatas) , ukuran panjang , jumlah potongan.
-        Pengikatan beuge/sengkang l pada tulangan sloof, kolom dan balok harus memperoleh ikatan kuat dengan jarak sesuai gambar .
·          Pekerjaan bekisting .
-        Menggunakan bahan kayu kering, rata , lurus tak berlubang atau cacat lainnya.
-        Penguatan bekisting khususnya kolom menggunakan kaso yang diikat kuat agar tidak berubah posisinya selama pengecoran.
-        Ukuran beton hasil pengecoran adalah ukuran jadi sesuai dimensi tertera pada gambar Perencanaan.
-        Hasil pengecoran harus rata sehingga tidak perlu ada perbaikan karena kropos dan sebagainya.
-        Sebelum dilakukan pengecoran bekisting harus dibersihkan dari kotoran seperti potongan kayu . Celah-celah antara papan harus ditutup rapat agar selama pengecoran air beton tidak merembes keluar yang menyebabkan keropos.Papan bekisting sebelum pengecoran harus disiram air dulu sehingga air dari campuran beton tidak diserap ke papan bekisting sehingga beton tetap solid.




·          Pekerjaan Pengecoran beton.
-        Pengecoran beton boleh dilaksaksanakan bila :
o     Pekerjaan bekisting telah semua dilaksanakan baik kelurusan,
kekakuan dan letak horizontaal maupun vertikaal.Ukuran dan letak tulangan harus sesuai dengan gambar perencanaan termasuk pipa instalasi instalasi listrik yang dipasang ”inbouw”.
o     Pekerjaan pengecoran tidak boleh dilakukan terputus-putus. Apabila ada bagian yang terputus sebelum bagian selesa,sehingga terjadi sambungan pengecoran maka permukaan beton lama harus dibersihkan dan dikasarkan dan diberi ”Additive Calbond sehingga ikatan beton lama dan baru baik.
o     Apabila digunakan beton seperti ”Ready Mix” , maka harus diupayakan selama pengangkutan tidak terjadi segregrasi/pemisahan antara kerikil, pasir dengan campuran air dan semen pada waktu pengecoran sehingga kualitas beton terjaga.
o     Pengecoran beton pada kolom harus menggunakan corong dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 1m.
o     Semua beton dipadatkan dengan ”vibrator ”, dengan lama getaran tidak boleh menyebabkan bahan beton terpisah dengan airnya. Jika tidak menggunakan ”vibrator” maka dapat dipakai bambu bulat khususnya disudut kolom dengan ketukan pada belisting secara perlahan-lahan.
o     Pengecoran tidak diperkenankan selama hujan agar tidak terjadi segregrasi komponen beton.


BETON
KEKENTALAN BETON ”SLUMP



1.    Cerucut terpancung (ADAMS) diisi dengan adukan beton, sambil ditekan ke bawah dengan penyokongnya.
2.    adukan 3 lapis sama tebal, ditusuk-tusuk 10 X
3.    diukur penurunan terhadap tinggi semula,disebut : ”SLUMP”

Tabel : Nilai-nilai ”SLUMP” untuk berbagai pekerjaan beton:


Pengangkutan adukan dari tempat pengadukan ”Mixer” ke tempat pengecoran :
1.    tidak berakibat Pemisahan/disintegrasi dan kehilangan bahan-bahan
2.    beton yang sudah lewat 1.5 jam (mengeras) tidak boleh di pakai.

Penyambungan beton lama dan baru, permukaan yang lama dibersihkan dan dibuat kasar, kemudian diberi ”Additive” (Calbond) untuk mengikat

·     Pekerjaan Pembukaan bekisting .
o     Pembongkaran bekisting baru dilaksanakan setelah beton mengalami periode pengerasan yang lazimnya 28 har untuk plaat dan 7/8 hari untuk kolom .
o     Cara pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati2 untuk menghindarkan kerusakan pada beton.
o     Permukaan yang tidak rata harus diperbaiki sehingga menjadi halus dan rapi

4.  Pekerjaan Dinding.
Pemasangan bata merah dapat dilakukan setelah sloof yang sudah dicor telah mengeras dan dianggap cukup memikul beban pasangan bata. Pelaksanaan bata merah dilakukan bersamaan dengan kolom pengaku dan kosen.
1)   Lingkup Pekerjaan :
o    Pasangan dinding bata merah.
o    Plesteran dan Acian.
2)   Pelaksanaan pekerjaan :
o    Pasangan bata merah dilakukan dengan adukan sesuai gambar yaitu:
-        Adukan campuran 1PC:3Pasir , untuk pasangan bata Trasraam setinggi ± 30 cm  diatas pasangan sloof .
-        Adukan campuran 1 PC: 5 Pasir, untuk pasangan bata merah diatas trasraam sampai dengan pasangan bata dibawah ringbalk.
o    Pemasangan stek besi beton setiap jarak kebawah 75cm  pasangan bata yang berhubungan langsung dengan kolom dan kosen pintu/jendela.
o    Pelaksanaan pemasangan bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 m setiap hari, untuk menjamin hasil pasangan bata yang stabil setelah pasangan bata mengering.
o    Pengecoran kolom beton dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan ketinggian pasangan bata agar ikatan antara pasangan bata dan kolom baik.
o    Menghadapi musim hujan sebaiknya plesteran dipasang sesudah genteng dipasang.
o    Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan , dinding bata harus disiram dengan air sampai jenuh agar air dalam campuran plesteran tidak terserap kedalam dinding bata , sehingga plesteran kelak tidak mengalami retak-retak setelah mengering.
Pembuatan kepala plesteran setiap jarak 1,0m untuk memudahkan agar menghasilkan plesteran yang rata.


o    Untuk pemasangan “inbouw”, maka pekerjaan plesteran dilakukan bersamaan dengan “sparring” pipa untuk instalasi listrik, untuk mencegah terjadinya bongkar pasang.
o    Sebelum pekerjaan acian dilakukan , dinding bata harus disiram dengan air sampai jenuh agar air dalam acian tidak terserap dalam dinding bata untuk mencegah retak-retak dikemudian hari

5.    Pekerjaan Pemasangan Plafond.
  Pekerjaan pemasangan rangka plafond mengikuti urutan sebagai berikut :
1) Lingkup Pekerjaan :
o   Pemasangan rangka plafond.
3)   Pelaksanaan Pekerjaan :
o   Untuk rangka plafond diperlukan kayu Borneo super atau setara ukuran 5/10 balok induk, 5/7 untuk balok anak dan 6/12 untuk balok penggentung rangka plafond.
o   Penggunaan bahan kayu harus secukupnya sehingga rangka plafond benar2 kokoh dan stabil.
o   Bidang rangka plafond satuan dimensinya adalah 50X100m.
o   Untuk setiap jarak 3.00m harus dipasang balok induk 5/10 kearah batang pendek.
o   Pertemuan antara penutup plafond diberi naad sebesar 3 mm yang lurus dan rapat.
o   Pertemuan plafond dan dinding ataupun lijstplank diberi lijst kayu 1cmX 4cm.

6.   Pekerjaan Pengecatan
Perapihan atau penyempurnaan pekerjaan yang pada hakekatnya telah selesai namun masih perlu penyempurnaan misalnya : pintu yang tidak dapat dibuka/tutup dengan sempurna , cat yang masih kurang merata, plesteran retak-retak, plafond melendut.
1)   Lingkup Pekerjaan :
o     Pengecatan dinding.
2)   Pelaksanaan Pekerjaan :
o     Semua dinding yang akan dicat harus diplamuur atau didempul dari jenis sama dengan cat tembok.
o     Penghalusan dilakukan dengan amplas hingg licin dan rata.
o     Pengecatan dilakukan minimal 3X dengan kuas atau rollaag
o     Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang,pecah2 serta masih tipis harus diulang dan diperbaiki



7.   Pekerjaan pemasangan lantai keramik.
Pekerjaan pemasangan lantai keramik meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1) Lingkup Pekerjaan :
o   Pekerjaan pemasangan lantai keramik.
3)   Pelaksanaan pekerjaan :
o   Sebelum pemasangan lantai keramik harus dilakukan pengurugan dan pemadatan tanah sedemikian rupa sehingga peil lantai keramik yang akan dipasang sesuai dengan yang direncanakan yaitu ±0.00 .
o   Diatas lapisan tanah tersebut dihamparkan lapisan pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm.yang akan digunakan sebagai alas lapisan keramik.
o     Diatas lapisan tanah yang dipadatkan itu dibuat kepala pasangan  agar dihasilkan lantai kerja yang rata.Lantai kerja dibuat dari adukan dengan campuran 1:3:5 setebal 5 cm.














No comments:

Post a Comment

ORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI PENYELENGGARAAN KEGIATAN PADA MASA PANDEMI COVID 19

  FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI PENYELENGGARAAN KEGIATAN PADA MASA PANDEMI COVID 19         Leuwisadeng,...