Monday, August 26, 2019

Thursday, March 21, 2019

DEWAN GURU SDN KALIPASIR TAHUN 2017


TENTANG DAPODIK (DATA POKOK PENDIDIKAN)






Data Pokok Pendidikan atau Dapodik adalah sistem pendataan skala nasional yang terpadu, dan merupakan sumber data utama pendidikan nasional, yang merupakan bagian dari Program perancanaan pendidikan nasional dalam mewujudkan insan Indonesia yang Cerdas dan Kompetitif. Karena tanpa perencanaan pendidikan yang matang, maka seluruh program yang terbentuk dari perencanaan tersebut akan jauh dari tujuan yang diharapkan. 

Untuk melaksanakan perencanaan pendidikan, maupun untuk melaksanaan program-program pendidikan secara tepat sasaran, dibutuhkan data yang cepat, lengkap, valid, akuntabel dan terus up to date. Dengan ketersediaan data yang cepat, lengkap, valid, akuntabel dan up to date tersebut, maka proses perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi kinerja program-program pendidikan nasional dapat dilaksanakan dengan lebih terukur, tepat sasaran, efektif, efisien dan berkelanjutan. Sehubungan dengan hal tersebut, Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan suatu sistem pendataan skala nasional yang terpadu dan disebut dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Dapodik ini dikelola oleh biro PKLN sampai tanggal 30 Maret 2010 diserahterimakan kepada PSP Balitbang.[1] Data pokok pendidikan awalnya dapat diakses melalui situs dapodik.org yaitu data sejak tahun 2006 sampai 2011[2]. Untuk data tahun 2012 tidak tersedia di situs dapodik.org karena situs tersebut telah ditutup sejak 1 Januari 2012.[3][4]. Berdasarkan surat edaran dari Kemdiknas no. 1980/P3/TP/2011 tanggal 14 September 2011[5] data NPSN dan NISN hanya dapat diakses melalui situs kemdiknas.

RANGKUMAN MK STRATEGI PEMBELAJARAN UNIVERSITAS TERBUKA MODUL 2: PEMBELAJARAN DI SEKOLAH



MODUL 2
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

            Dalam Modul ini, Anda akan mempelajari karakteristik belajar siswa Sekolah Dasar. Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu :
a.       menjelaskan pengertian belajar;
b.      menjelaskan hakikat belajar;
c.       mengidentifikasi karakteristik belajar di Sekolah Dasar;
d.      menjelaskan tahapan perkembangan anak Sekolah Dasar;
e.       menjelaskan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar.
            Agar proses belajar efektif, guru harus memahami bahwa tugas dan peranannya dalam mengajar harus berfungsi sebagai pembimbing, fasilitator, dan nara sumber atau pemberi informasi. Proses belajar bergantung pada pandangan guru terhadap makna belajar, karena semua aktivitas siswa dalam belajar selalu berdasaran skenario yang dikembangkan oleh guru. Pandangan guru terhadap belajar selalu berkaitan dengan makna dan operasionalisasi tugas mengajar. Pandangan mengajar yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan dan hakikat belajar saat ini adalah bahwa mengajar merupakan suatu proses membimbing, memberikan informasi dan mengatur lingkungan sehingga terjadi proses belajar yang efektif.     
            Untuk membantu Anda mendapatkan semua kemampuan tersebut, dalam modul ini akan disajikan pembahasan dan contoh mengenai :
a.       pengertian belajar;
b.      karakteristik belajar di Sekolah Dasar;
c.       tahapan perkembangan anak Sekolah Dasar;
d.      kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar.

KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian Pelajar
            Untuk mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan, guru harus berupaya menerapkan kurikulum secara maksimal dan efektif. Kegiatan yang paling menentukan dalam keberhasilan penerapan kurikulum adalah proses pembelajaran atau kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses yang harus ditempuh siswa, tetapi esensi dan hakikatnya harus dipahami oleh guru agar dalam pelaksanaannya guru dapat mengelola dan membinmbing proses pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah belajar yang efektif. Di samping itu, guru akan dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang optimal dalam rangka mendukung proses guna mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu, guru perlu belajar memahami hakikat belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan ciri-ciri perubahan yang disebabkan oleh belajar.


A.        Pengertian Belajar
            Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku (a change in behavior). Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa learning is the process by which an activity or is changed through training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
            Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengalaman (learning is experience), artinya belajar itu suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dalam interaksi tersebut terjadi prose mental, intelektual, dan emosional yang pada akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya.
            Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

B.        Hakikat Belajar
            Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be.
1        Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami substansi materi yang dipelajarinya.
2        Learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target dalam belajar adalah proses melakukan atau proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus mengerjakan, menerapkan, menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan, penemuan, pengamatan, simulasi dan sejenisnya.
3        Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam kelompok.
4        Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target belajar adalah mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat dan kemampuannya.

C.        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
            Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dalam dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).
1.      Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang berbeda-beda. Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatann belajar; yakni sangat cepat, sedang dan lambat. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat / media.
2.      Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas.

Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Proses Belajar Dan Tahapan
Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
            Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam belajar, esensinya adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah prilaku yang dilakukan secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Proses belajar mengajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.
            Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses belajar adalah pebelajar (siswa) itu sendiri. Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Berdasarkan teori perkembangan setiap siswa memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan tingkat usianya. Artinya setiap proses belajar yang ditempuh siswa harus berdasarkan pada fase perkembangannya.
            Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan rangkaian aktivitas siswa melalui pengalaman belajar (learning experience) untuk membentuk perilaku siswa.

A.        Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar
            1.         Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar
                        Belajar merupakan suatu kegiatan pemrosesan kognitif, keterampilan dan sikap. Pebelajar (siswa) sepenuhnya harus melakukan upaya mengubah perilaku melalui pengalaman, latihan maupun kegiatan-kegiatan lain yang dianggap efektif sebagai proses untuk mengubah perilaku.



a.       Teori Belajar
Ada beberapa belajar yang dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses belajar di Sekolah Dasar.

1)      Teori Belajar Displin Mental
Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan sebagainya yang dapat dilatih dan didisplinkan. Proses belajar berpikir, mengamati dan mengingat dapat dilakukan siswa SD kelas rendah, yang meliputi a) belajar mengidentifikasi ciri-ciri karakteristik suatu benda atau kejadian, misalnya; “menguraikan atau menjelaskan ciri-ciri tumbuhan hijau”. b) menyebutkan kembali nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia. Belajar itu sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki individu. Potensi-potensi yang dimiliki individu dapat dikembangkan secara optimal melalui kegiatan belajar.

2)      Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut S-R Bond. Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-respons yang membetuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol. Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan (reinforcement) yang dipakai. Pelopor aliran ini diantaranya Edward L. Thorndike.

3)      Teori Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi.

4)      Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya, belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudia melihat bagian-bagiannya yang mengandung makna dan hubungan. Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk problematik, aktual dan nyata (sedang terjadi saat ini maupun saat yang akan datang).



Siswa belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving), melakukan penyelidikan (inquiry), melakukan penemuan (discovery) dan kajian (investigation).

Dalam prakteknya penerapan teori belajar tersebut digunakan bercampur, tidak murni satu per satu.

b.      Tipe Belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu mengenal beberapa tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970). Menurut Gagne ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu :
1        Signal learning (belajar melalui isyarat)
Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, tetapi respons yang ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas bahkan emosional.
2        Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
Belajar stimulus-respons merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui pengkondisian stimulus untuk menghasilkan suatu tindak-balas (respons).
3        Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui beberapa stimulus-respons (S-R) yang berangkai; dalam bahasa contohnya “Ibu-Bapak”, “kampung-halaman”. Chaining contoh; dari pulang tugas mengajar, buka sepatu, menyimpan tas, ganti baju, makan dan seterusnya.
4        Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Belajar verbal association merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui perkaitan verbal. Perkaitan ini bisa dimulai dari yang sederhana.
5        Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui proses membeda-bedakan objek yang abstrak maupun konkret. Sesuatu yang berkaitan dengan ruang, bentuk, peristiwa, gambar dan lambang.
6        Concept learning (belajar melalui konsep)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui pemahaman terhadap sesuatu benda, peristiwa, kategori, golongan dan suatu kelompok. Yang dimaksud konsep itu sendiri adalah karakteristik, atribut atau definisi sesuatu objek. Konsep yang konkret dapat ditunjukkan bendanya sedangkan konsep yang abstrak adalah konsep menurut definisi.


7        Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui aturan. Belajar melalui aturan merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan siswa supaya memahami aturan-aturan dan mampu menerapkannya. Belajar melalui aturan berarti belajar melalui dalil-dalil, rumus-rumus, dan ketentuan.
8        Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah. Tipe belajar ini merupakan belajar yang dapat membentuk siswa berpikir ilmiah dan kritis yang termasuk pada belajar yang menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi.

c.       Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku seperti contoh di atas.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan : 1) kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan; 2) kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar; 3) kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan 4) kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.

B.        TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR
           Siswa Sekolah Dasar merupakan individu unik yang memiliki karakteristik tertentu, bersifat khas dan spesifik. Pada dasarnya setiap siswa adalah individu yang berkembang. Perkembangan siswa akan dinamis sepanjang hayat mulai dari kelahiran sampai akhir hayat. Dalam hal in pendidikan maupun pembelajaran sangat dominan memberikan kontribusi untuk membantu dan mengarahkan perkembangan siswa supaya menjadi positif dan optimal. Setiap siswa memiliki irama dan kecepatan perkembangan yang berbeda-beda dan bersifat  individual.
            Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6 – 12 tahun yang termasuk pada perkembangan masa pertengahan (middle childhood) memiliki fase-fase yang unik dalam perkembangannya yang menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan. Tahapan perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut.
1. Perkembangan Fisik
            Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan perkembangan motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar, kemampuan motoriknya mulai lebih halus dan terarah (refined motor skills), tetapi berat badan siswa laki-laki lebih ramping daripada siswa perempuan karena masa adolesen perempuan lebih cepat daripada laki-laki.
2.  Perkembangan Sosial
            Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah terasa ada pemisahan kelompok jenis kelamin (separation of the sexs) sehingga dalam pengelompokkan, siswa lebih senang berkelompok berdasarkan jenis kelamin padahal kurang sesuai menurut kriteria pengelompokan belajar.
3.  Perkembangan Bahasa
            Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis. Dilihat dari cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu menggunakan bahasa yang halus dan kompleks.
4. Perkembangan Kognitif
            Di Sekolah Dasar siswa diajarkan berbagai disiplin ilmu bahkan cara-cara belajar baik yang berorientasi pada peningkatan berpikir logis maupun kemampuan manipulatif. Siswa dapat melihat beberapa faktor dan mengkombinasikannya dengan berbagai cara untuk mecapai hasil yang sama.
            Perkembangan kognitif pada siswa Sekolah Dasar berlangsung secara dinamis. Untuk menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkret operasional pada siswa Sekolah Dasar, acuannya adalah terbentuknya hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau skema-skema.
            Piaget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan memiliki kemampuan berpikir operasional konkret (concrete operation) yang disebut sebagai masa performing operation.
5. Perkembangan Moral
            Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah kemampuan bertindak menjadi orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada orang lain yang dianggap berbuat baik. Bahkan siswa akan melakukan tindakan yang baik apabila orang lain merasa senang.
6. Perkembangan Eksresif
            Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan ungkapan bermain dan kegiatan seni (art). Siswa Sekolah Dasar sudah menyadari aturan dari suatu permainan, bahkan siswa pada usia itu sudah mulai membina hobinya.
7. Aspek-aspek Intelegensi
            Dalam psikologi, teori Gardner (Utami Munandar, 1999; 265) membedakan jenis intelegensi. Dalam kehidupan sehari-hari itu tidak berfungsi dalam bentuk murni tetapi setiap individu memiliki campuran yang unik dari ketujuh intelegensi tersebut. Aspek-aspek intelegensi tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa. Aspek intelegensi tersebut diantaranya adalah :
a.       Intelegensi linguistik, yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan kegunaan fungsi-fungsi bahasa.
b.      Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan untuk menjajaki pola-pola, kategori, dan hubungan-hubungan dengan manipulasi objek-objek atau simbol-simbol, dan kepekaan kemampuan berpikir logis.
c.       Intelegensi spasial, yaitu kemampuan untuk mengamati secara mental, memanipulasi bentuk dan objek; atau kemampuan mempersepsi dunia ruang visual secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut.
d.      Intelegensi musik, yaitu kemampuan untuk menikmati, mempertunjukkan atau mengubah musik termasuk kemampuan menghasilkan dan mengekpresikan ritme nada dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
e.       Intelegensi fisik-kinestetik, yaitu kemampuan untuk menggunakan keterampilan motorik halus dan kasar dan halus dalam olah raga seni dan produk-produk seni pertunjukan serta keterampilan meliputi kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek-objek secara terampil.
f.       Intelegensi intrapribadi, yaitu kemampuan untuk memperoleh akses terhadap pemahaman perasaan, impian dan gagasan-gagasan diri sendiri, dan memahami kekuatan maupun kelemahan diri sendiri.
g.      Intelegensi interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain, serta memahami hubungan dengan orang lain.

8. Aspek Kebutuhan Siswa
            Selain aspek perkembangan siswa yang telah dikemukakan di atas juga perlu dipertimbangkan aspek kebutuhan siswa sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan materi apa yang akan dipelajari siswa. Secara umum ada dua kebutuhan siswa : 1) psiko-biologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan, harapan dan masalahnya; 2) sosial yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat, biasanya menurut pandangan orang dewasa.

Kegiatan belajar 3 : karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar
Bebarapa karakteristik pembelajaran di sekolah Dasar yaitu :
A.  Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah
Esensi pembelajaran dikelas rendah adalah pembelajaran kongkret yaitu  suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa  yang berkenaan dengan fakta dan kejadian di sekitar lingkungan siswa. Pembelajaran konkret lebih sesuai bila diberikan pada siswa dikelas rendah (kelas 1, 2, 3) Sekolah Dasar.
Karakteristik yang harus dipahami dalam pembelajaran di kelas rendah yaitu proses belajar yang harus dikembangkan secara interaktif. Stimulus-respons pembelajaran. Sementara itu karakteristik aktivitas siswa kelas rendah Sekolah Dasar masih relatif kurang terfokus dalam konsentrasi, kecepatan belajar dan aktivitas belajar sehingga hal ini memerlukan kegigihan guru untuk mengupayakan pembelajaran ke arah proses belajar yang efektif.
                    
B.  Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi
Esensi proses pembelajaran kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) Sekolah Dasar adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga penerapannya ( menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi).


Sunday, March 17, 2019

SURAT PERTANGGUNGJAWABAN MUTLAK (SPTJM) PIP KE BANK



SURAT PERTANGGUNGJAWABAN MUTLAK (SPTJM)
BSM/PIP TAHUN 2018

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama                           :
NIP                              :
Jabatan                        :
Nama Sekolah             :
Alamat                         :

Dengan ini menyatakan:
1.      Bertanggung jawab sepenuhnya untuk mencairkan dana BSM/PIP 2018 secara kolektif dari siswa- siswa di sekolah saya sesuai surat kuasa pencairan (Terlampir)
2.      Bertanggungjawab menyalurkan dana kepada siswa penerima dana BSM/PIP 2018 sesuai surat kuasa pencairan dalam waktu paling lambat 5 hari kerja setelah pencairan kolektif dilakukan.
3.      Akan menyampaikan laporan pencairan kolektif ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam waktu paling lambat 10 (Sepuluh) hari kerja setelah pencairan kolektif dilakukan.
4.      Apabila di kemudian hari terjadi tuntutan hokum baik pidana maupun perdata terkait dengan pencairan dana BSM/PIP 2018 secara kolektif ini, maka saya siap untuk bertanggung jawab.
Demikian pernyataan kesanggupan dan tanggung jawab mutlak ini dibuat dengan kesadaran dan penuh tanggung jawab.





Kepala SDN ……..


Materai












Saturday, March 9, 2019

PEMBAHASAN DAN KUNCI JAWABAN PREDIKSI SOAL UN IPA 2019




KLIK DAN DOWNLOAD LINK DIBAWAH INI!

PREDIKSI SOAL UN IPA TAHUN 2019



KLIK DAN DOWNLOAD LINK DIBAWAH INI!

PEMBAHASAN DAN KUNCI JAWABAN PREDIKSI SOAL UN MATEMATIKA 2019





KLIK DAN DOWNLOAD LINK DIBAWAH INI!

PREDIKSI SOAL UN MATEMATIKA TAHUN 2019





KLIK DAN DOWNLOAD LINK DIBAWAH INI!

Contoh Permohonan Pencetakan Rekening Koran ke Bank



PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN LEUWISADENG
SD NEGERI KALIPASIR
                 Alamat : Jl. Raya Hambaro desa Leuwisadeng Kec. Leuwisadeng Kab. Bogor
 

Nomor             : 900/ 020 -010/VII/2018                                                            
Perihal             : Permohonan Pencetakan Rekening Koran


Kepada Yth :
Bapak Pimpinan Bank Jabar Banten
KCP Leuwiliang
di
Leuwiliang


Dengan Hormat,

Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama                                                  : ADAH SALSIAH, S.Pd.MM
Jabatan                                               : Kepala Sekolah
Untuk dan atas nama                     : SDN KALIPASIR
Nama Sekolah                                  :  SDN KALIPASIR
Alamat                                                :  Jl. Raya Hambaro Ds. Leuwisadeng Kec. Leuwisadeng Kab.                    Bogor
No.Rekening                                      : 000000000000000000000

            Dengan hal tersebut diatas, kami mengajukan Permohonan Pencetakan Rekening Koran.  Demikian Surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.



                                                                                                            Leuwisadeng, 31 Juli 2018
Kepala Sekolah




ADAH SALSIAH, S.Pd.MM
NIP. 196101121982042001






CONTOH BERITA ACARA PEMBERHENTIAN KEPALA DESA 2019 LENGKAP




                      PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR 
                          KECAMATAN   LEUWISADENG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA LEUWISADENG Alamat : Jalan Raya Hambaro K. 02 Leuwisadeng- Bogor 16640
 



BERITA ACARA  HASIL RAPAT MUSYAWARAH BADAN PERMUSYAWARATAN DESA  TENTANG PEMBAHASAN USULAN PEMBERHENTIAN KEPALA  DESA AKHIR JABATAN MASA BHAKTI TAHUN 2014 S/D 2019 DESA LEUWISADENG KECAMATAN LEUWISADENG KABUPATEN BOGOR
Nomor : 141/......./BPD/BA/III/2019
  
Pada hari ini Selasa. tanggal Lima  bulan Maret  tahun dua ribu Sembilan belas, bertempat di Ruang Sekretariat BPD Desa Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng dimulai pada Pukul 14.00 Wib s/d Pukul 17.00 Wib telah dilaksanakan musyawarah BPD tentang Pembahasan Usulan Pemberhentian Sdr. ……………  sebagai Kepala  Desa ............... Kecamatan ............. Kabupaten Bogor Masa Bhakti Tahun 20.... s/d 20......, yang diangkat berdasarkan Keputusan Bupati Bogor Nomor 141.1/....../Kpts/PerUU/20...... tanggal ............................................. 20.... tentang ...................................................................................................  Bahwa musyawarah tersebut dipimpin oleh Sdr (i). ....................... (selaku Ketua BPD) yang dihadiri oleh Anggota BPD ................... (sebagaimana daftar hadir terlampir). 

Adapun musyawarah tersebut membahas yaitu :  1. Bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebelum berakhir masa jabatan kepala desa, anggota BPD melaksanakan musyawarah pembahasan persiapan usulan pemberhentian kepala desa; 2. Bahwa Sdr (i). ......................... sebagai Kepala Desa ................... Kecamatan .................... Masa Bhakti Tahun 20.... s/d 20..... akan berakhir jabatannya pada tanggal ……….. berdasarkan tanggal pelantikan, maka dipandang perlu BPD mengajukan permohonan usulan pemberhentian kepala desa tersebut kepada Bupati Bogor melalui Camat; 3. Rencana pengisian kekosongan jabatan kepala desa maka perlu diangkat Penjabat Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor.    Berdasarkan musyawarah anggota BPD, telah menghasilkan kesepakatan sebagai berikut :
1. Bahwa kepala desa yang akan berakhir masa jabatannya sebelum diberhentikan  oleh Bupati Bogor dengan Keputusan, maka anggota BPD  melaksanakan musyawarah dan menyepakati bahwa Sdr. (i) ................................... sebagai Kepala Desa ........................ Kecamatan ............................ untuk diusulkan pemberhentiannya; 2. Bahwa Sdr (i). ......................... sebagai Kepala Desa ................. akan berakhir masa jabatannya pada tanggal 15 April 2019,  maka BPD ................ mengajukan permohonan usulan pemberhentian  kepada Bupati melalui Camat sebagai penetapan lebih lanjut; 3. Bahwa untuk mengisi kekosongan jabatan kepala desa akibat diberhentikannya kepala desa dengan keputusan Bupati dan akan dilaksanakannya Pemilihan Kepala Desa Secara Serentak Bergelombang, Camat atas nama Bupati perlu mengangkat Penjabat Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor sampai dengan dilantiknya Calon Kepala Desa Terpilih hasil Pemilihan Kepala Desa Secara Serentak bergelombang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.    

Demikian berita acara ini dibuat pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana tersebut diatas, dan dapat dijadikan bahan lebih lanjut.    

BADAN PERMUSYAWARATAN  DESA LEUWISADENG
KECAMATAN  LEUWISADENG KABUPATEN BOGOR








1
Ma’mur

Ketua merangkap Anggota


………………..
2
Ely Nursoleh

Wakil Ketua merangkap Anggota


………………..
3
Imas Perwati

Sekretaris merangkap Anggota


………………..
4
Muhaerudin

Ketua Bidang merangkap Anggota pada Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Pembinaan Kemasyarakatan


………………..
5
Jajab Subandi

Ketua Bidang merangkap Anggota pada Bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa


………………..
6
Siti Patimah

Anggota


………………..
7
Naman

Anggota


………………..
8
Ulan

Anggota


………………..
9
Supriadi

Anggota


………………..


ORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI PENYELENGGARAAN KEGIATAN PADA MASA PANDEMI COVID 19

  FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI PENYELENGGARAAN KEGIATAN PADA MASA PANDEMI COVID 19         Leuwisadeng,...